Mendapatkan aliran istrik 24 jam adalah idaman penduduk
kepulauan karimunjawa. Betapa tidak, masyarakat disana tiap hari harus merasakan listrik menyala yang hanya 12 jam dalam sehari semalam. Hal ini tentu merugikan warga kecamatan karimun jawa yang berjumlah kurang lebih 9.016 jiwa.
Info tentang listrik tenaga surya di karimun jawa sudah 2 tahun belakangan ini beredar. Namun hal itu belum terealisasi juga. Hanya ada penerangan dari tenaga surya pada lampu jalan saja, dan belum merambah di rumah-rumah penduduk. Info tentang
listrik tenaga surya di karimun jawa ini diberitakan oleh situs online http://www.mongabay.co.id. Berikut adalah informasi selengkapnya.
"Kecamatan Kepulauan Karimunjawa, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah menjadi lokasi pengembangan listrik bertenaga surya (matahari) yang dilakukan oleh Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta bekerja sama dengan United States Agency for Internasional Development (USAID). Pengembangan tersebut diwujudkan melalui pemasangan instalasi Solar Home System (SHS) 500 Wp di empat lokasi serta Solar Water Pumping System (SWPS) di 8 lokasi.
Delapan lokasi di Kecamatan Kepulauan Karimunjawa tersebut, yaitu Kantor Kecamatan Karimunjawa, Puskesmas Kecamatan Karimunjawa, Masjid Al-Hikmah Desa Kemujan, Sekolah MTS/MA NU Safinatul Huda, Sekolah SMK N 1 Karimunjawa, Kantor Petinggi Pulau Genting, Kantor Petinggi Pulau Parang dan Kantor Petinggi Pulau Nyamuk.
“Kolaborasi ini salah satu upaya mendukung ketersediaan listrik dan air di Karimunjawa,” kata ketua tim program listrik surya Pusat Studi Energi (PSE) UGM di Karimunjawa, Rachmawan Budiarto saat penandatanganan perjanjian hibah PV Solar Cell dari USAID di Kampus UGM Yogyakarta pada Kamis (05/02/2015).
Dalam penandatanganan tersebut hadir wakil rektor Bidang Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat UGM Prof. Dr. Suratman, M.Sc, Chief of USAID Indonesia Clean Energy Development (ICED) Wiliam R. Meade serta Wakil Bupati Jepara Subroto.
Rachmawan menambahkan selain kerja sama teknis, juga dilakukan kegiatan penguatan ekonomi penduduk terutama Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di wilayah Karimunjawa berbasis gender. Adapun kegiatan ini diharapkan mampu memberikan kontribusi peningkatan kesejahteraan masyarakat di Karimunjawa terutama bidang penyediaan energi dan penguatan ekonomi rakyat berbasis gender.
“Manfaatnya tentu kian dirasakan, misalnya Puskesmas terbantu jam pelayanannya. Alat-alat laboratorium untuk cek kesehatan selalu siap digunakan. Nantinya di sana akan dijadikan sebagai pilot program Pulau Mandiri Energi,” kata Rachmawan.
Wakil Rektor Bidang Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat UGM Prof. Suratman mengatakan program tersebut sejalan dengan tekad UGM menjadi socio enterpreneur university. Suratman berharap agar ada road map dan masterplan pengembangan pulau-pulau di Jepara.
“Technopark bisa saja dikembangkan di Jepara. Sinergi antara perguruan tinggi, birokrat dan swasta sangat penting dalam pengembangan Pulau Mandiri Energi di sana,” kata Suratman.
Sementara itu Wakil Bupati Jepara Subroto menyambut baik komitmen UGM bersama USAID dalam pengembangan listrik surya di Jepara. Menurutnya banyak wilayah di Jepara yang potensial dijadikan lokasi pengembangan listrik surya.
“Ada yang melihat Jepara secara geografis terisolir tapi banyak wilayah yang potensial untuk dikembangkan. Jangan sampai terjadi degradasi alam khususnya di Karimunjawa. Peran dan partisipasi UGM di dalamnya menjadi sangat penting,” kata Subroto."